MAKALAH
“ SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA“
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sains SD Yang di bimbing
Oleh : As’ad Syamsul Arifin, S.Pd,M.Pd

Oleh:
1.
Ferdinandus
Jaur
2.
Yohanes
Wawo
3.
Wilhelmus
Bili
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
PENDIDIKAN EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN
JURUSAN MATEMATIKA
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
REPRODUKSI PADA MANUSIA” sebagai Tugas dari Mata Kuliah “Anatomi Fisiologi Manusia”.
Makalah ini kami rangkum sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dipelajari.
Dalam makalah ini ada bagian-bagian umum dari setiap materi dan di khususkan
lagi menjadi bagian-bagian khusus tiap pembahasannya, sehingga mudah untuk
dipelajari. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dalam mata kuliah ini, yang telah sedikit membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Akhir kata, bahwa tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian, demi sempurnanya makalah ini di kemudian hari.
Malang, 24 September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. :
Latar Belakang...........................................................................................1
B. :
Rumusan
Masalah......................................................................................1
C. :
Tujuan.........................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi Pria.....................................................................................2
B. Sistem Reproduksi Wanita................................................................................4
C. Siklus Menstruasi ...........................................................................................10
B. Sistem Reproduksi Wanita................................................................................4
C. Siklus Menstruasi ...........................................................................................10
D. Penyakit pada
sistem reproduksi manusia dan pencegahannya......................11
E. Regulasi
Hormonal..........................................................................................15
BAB III : PENUTUP
A : Kesimpulan.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia
berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia
yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau
mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
1.2 Rumusan
masalah
A. Bagaimana sistem reproduksi pria ?
B. Bagaimana sistem reproduksi wanita ?
C. Bagaimana siklus menstruasi ?
B. Bagaimana sistem reproduksi wanita ?
C. Bagaimana siklus menstruasi ?
E. Apa saja penyakit pada sistem reproduksi manusia dan bagaimana upaya
pencegahannya?
F. Apa yang dimaksud regulasi hormonal ?
C. Tujuan
A. Untuk
menjelaskan
sistem reproduksi pria
B. Untuk menjelaskan sistem reproduksi wanita
C. Untuk mengetahui siklus menstruasi pada wanita
B. Untuk menjelaskan sistem reproduksi wanita
C. Untuk mengetahui siklus menstruasi pada wanita
D. Untuk
mengetahui
hormon-hormon reproduksi
E. Untuk mengetahui beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia dan
pencegahannya.
F. Untuk mengetahui yang dimaksud regulasi hormonal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi Pria
Organ-organ
yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:
a. Testis (buah zakar)
a. Testis (buah zakar)
Jumlah
1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan terletak di
luar dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel
kelamin jantan (spermatozoa). Hormon testosteron berfungsi untuk menimbulkan
tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya: tumbuhnya kumis, suara
membesar, dada tumbuh bidang dan lain-lain.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
1) Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.
2) Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra.
3) Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar dan merupakan saluran urine dari kandung kemih menuju ke luar.
c. Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi pada wanita.
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
d. Kelenjar yang terdapat pada pria
1) Vesika seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning, mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma.
2) Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat encer dan berwarna putih, berisi makanan untuk sperma.
3) Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra. Berikut merupakan gambar anatomi sistem reproduksi pria.
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi pada wanita.
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
d. Kelenjar yang terdapat pada pria
1) Vesika seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning, mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma.
2) Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat encer dan berwarna putih, berisi makanan untuk sperma.
3) Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra. Berikut merupakan gambar anatomi sistem reproduksi pria.
Gambar 2.1 Gambar Sistem
Reproduksi Pria
B. Sistem
Reproduksi Wanita
1. Genetalia Eksterna (vulva)
Yang terdiri dari:
1. Genetalia Eksterna (vulva)
Yang terdiri dari:
a).
Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi
simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian
yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis
b). Labia Mayora
b). Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris,
berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk
perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora
pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada
anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.
c). Labia Minora
Bibir
kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium
dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi
orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
d).Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e). Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen
f). Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior
g). Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
2. Genetalia
Interna
Ø
Vagina
Merupakan
saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina
terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm
dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak
glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan
proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b) Alat hubungan seks.
c) Jalan lahir pada waktu persalinan.
Fungsi utama vagina:
a) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b) Alat hubungan seks.
c) Jalan lahir pada waktu persalinan.
Ø Uterus
Merupakan
Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium,
sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih. Vaskularisasi uterus berasal dari
arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna
(arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
·
Korpus
uteri : berbentuk segitiga
·
Serviks
uteri : berbentuk silinder
·
Fundus
uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk
mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran
anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
wanita hamil.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
o
Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi
bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh
darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
o
Lapisan
otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga
lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan
tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit
rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan
jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput
lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus
uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
o
Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara
dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada
saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk
silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga
dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh
tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
Ø
Tuba
Fallopii
Tuba fallopii merupakan
tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
Ø
Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah
kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di
sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari
ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a.
Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia
13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan
hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran
hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita. Berikut adalah gambar sistem reproduksi wanita.
Gambar 2.2
Sistem Reproduksi pada Wanita
C. Siklus Menstruasi pada Wanita
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90%
wanita memiliki siklus
25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun
beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi
indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung
dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut
sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu
1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Berikut
merupakan gambar siklus menstruasi pada
wanita
Gambar 2.3
Siklus Menstruasi pada Wanita
Siklus menstruasi terbagi menjad 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1).Stadium menstruasi (Desquamasi),
dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahan selama 4 hari.
2).Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4 hari
3).Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4).Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
2).Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4 hari
3).Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4).Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
D. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dan pencegahannya
1. AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), Acquired
berarti diperoleh, Immuno Deficiency berarti kekebalan yang rapuh dan Syndrom berarti
penyakit, sehingga pengidap AIDS mudah sekali terserang penyakit yang
berbahaya.
a. Penyebab AIDS
AIDS disebabkan oleh virus, yang diberi nama HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), virus ini menyerang sel darah putih tertentu,
dimana sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh yaitu menangkal
infeksi atau serangan penyakit terhadap tubuh. Apabila virus HIV bersarang
dalam sel darah putih dan merusak sel darah putih maka tubuh akan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit.
b. Penularan AIDS
Virus HIV dapat berpindah dari seseorang ke orang lain atau
dengan kata lain penyakit AIDS dapat menular. Penularan AIDS tidak menyebar
melalui udara, atau karena berjabat tangan dengan penderita AIDS juga tidak
menular melalui peralatan makan penderita AIDS. Tetapi virus HIV dapat menular
masuk ke tubuh orang lain melalui transfusi darah (donor darah seseorang yang
terinfeksi HIV) atau melalui alat-alat yang menyebabkan luka, seperti jarum
suntik, jarum infus, dapat juga melalui kontak seksual. Berikut adalah
gambar virus HIV/ AIDS
Gambar 2.4
Virus HIV/AIDS
c. Pencegahannya
Sampai sekarang belum
ditemukan cara pengobatan yang efektif pada penderita AIDS, oleh karena itu
akan lebih baik bila kita berusaha menghindari penyakit ini dengan cara
mencegah penularan virus HIV, antara lain:
1) Menggunakan jarum suntik yang steril dan jarum yang sekali pakai lalu dibuang.
2) Memeriksa darah sebelum transfusi darah, sehingga darah dapat dipastikan tidak terinfeksi virus HIV.
3) Hanya melakukan kontak seksual dengan pasangannya yang sah.
1) Menggunakan jarum suntik yang steril dan jarum yang sekali pakai lalu dibuang.
2) Memeriksa darah sebelum transfusi darah, sehingga darah dapat dipastikan tidak terinfeksi virus HIV.
3) Hanya melakukan kontak seksual dengan pasangannya yang sah.
2.Gonorea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada saat urinasi, kadang-kadang urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi yaitu saluran sperma pada pria dan saluran tuba falopii pada wanita sehingga dapat mengakibatkan kemandulan. Berikut adalah gambar seseorang yang mengidap penyakit gonore.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada saat urinasi, kadang-kadang urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi yaitu saluran sperma pada pria dan saluran tuba falopii pada wanita sehingga dapat mengakibatkan kemandulan. Berikut adalah gambar seseorang yang mengidap penyakit gonore.
Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema
pallidium, bakteri ini biasa ditularkan melalui kontak seksual, namun
demikian bakteri ini juga dapat ditularkan melalui jalan lain, misalnya bayi
yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini akan ditandai dengan
adanya luka pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati bakteri dapat
merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah. Berikut
adalah gambar seseorang yang mengidap penyakit sifilis.
Gambar 2.6 Orang yang Terinfeksi
Penyakit Sifilis
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan
Karena penyakit tersebut merupakan penyakit yang berbahaya maka lebih baik mencegah daripada mengobati. Cara pencegahannya antara lain:
1. Memberikan penerangan mengenai bahaya- bahaya penyakit kelamin dan bagaimana cara pencegahannya.
2. Menghindari hubungan seksual di luar perkawinan.
3. Menjaga kesehatan sistem reproduksi antara lain:
a. Sering mengganti pembalut pada wanita yang sedang menstruasi.
b. Setelah buang air kecil selalu membasuh alat kelamin bagi wanita
Karena penyakit tersebut merupakan penyakit yang berbahaya maka lebih baik mencegah daripada mengobati. Cara pencegahannya antara lain:
1. Memberikan penerangan mengenai bahaya- bahaya penyakit kelamin dan bagaimana cara pencegahannya.
2. Menghindari hubungan seksual di luar perkawinan.
3. Menjaga kesehatan sistem reproduksi antara lain:
a. Sering mengganti pembalut pada wanita yang sedang menstruasi.
b. Setelah buang air kecil selalu membasuh alat kelamin bagi wanita
E. Regulasi
Hormonal
1. Kontrol hormonal pada alat
reproduksi wanita
Sekurang-kurangnya ada 5 hormon
utama yang berperan dalam pengaturan dan pengkoordinasian daur pembentukan
folikel di ovarium dan daur menstruasi di uterus, yakni:
a.GnRH (Gonadotropic Releasing Hormone) yang
diproduksi oleh hipotalamus di otak
b.FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan
oleh lobus anterior dari hipofisis.
c.LH (Luteinizing Hormon) yang dihasilkan oleh
lobus anterior dari hipofisis.
d.Estrogen,
yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel yang sedang berkembang
menjadi folikel de Graaf.
e.Progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum.
2. Kontrol Hormonal Pada Alat
Reproduksi Laki-Laki
Hormon kelamin
utama pada laki-laki ialah androgen. Jenis hormon androgen yang terpenting
ialah testosteron. Hormon androgen diproduksi oleh sel-sel interstitial dari
testes. Hormon ini bertanggungjawab terhadap perkembangan sifat-sifat kelamin primer dan sekunder laki-laki,
Sifat-sifat kelamin primer
berhubungan dengan perkembangan sistem reproduksi laki-laki dan produksi
spermatozoid. Tanda kelamin sekunder berkenaan dengan "kejantanan"
yang tidak berkaitan langsung dengan sistem reproduksi, umpama suara, kumis, janggut dan lain-lain. Androgen menentukan pula
tingkah laku laki-laki, tingkah laku seksual dan libido seksualis.
Hipofisis, setelah distimulasi oleh hipotalamus, memproduksi 2 jenis hormon
gonadotropin, yang memberikan efek berbeda terhadap testis, yakni LH dan FSH.
Hormon LH menstimulasi sel-sel interstitial dari testis untuk memproduksi
androgen. Hormon FSH menginduksi tubuli seminiferi meningkatkan produksi
spermatozoid. Berhubung hormon androgen juga
diperlukan untuk produksi spermatozoid, maka hormon LH secara tidak langsung menstimulasi
proses spermatogenesis.
Produksi hormon LH dan FSH dikontrol
oleh satu jenis hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, yakni hormon Gonadotropin-Releasing
Hormone, disingkat GnRH. Konsentrasi LH, FSH, dan GnRH diatur secara
umpan balik oleh hormon androgen. Pada laki-laki umpan balik ini menjaga
konsentrasi hormon-hormon pada tingkat yang tetap (konstan). Pada kebanyakan
hewan mamalia terjadi siklus musiman produksi dan konsentrasi hormon, yang bertalian
dengan musim berkelamin (estrus).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia
berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia
yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau
mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi
pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan
sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system
reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum.
Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel
sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
Daftar pustaka
Istamar
Syamsuri, dkk.2006. Biologi SMA kelas XI Jilid 2 . Jakarta : Erlangga
